"Apa sih sebenarnya yang dilakukan orang-orang itu?" Saya heran. Sangat heran. Mengapa kelompok relawan sekolah rakyat pinggir sungai codhe itu tak kunjung bubar. Padahal saya lihat beberapa pengajarnya sering tidak ikut mengajar. Kalo rapat sepi. Dan beberapa relawannya lebih senang berkesenian dan jalan-jalan daripada membaca teori-teori pendidikan. Saya sih kurang tahu pasti. Ada yang bilang gerombolan relawan itu mendeklarasikan namanya --nama paguyuban pengajar pinggir sungai (P3S) itu sejak tanggal 30 November 2014 di gedung Xaverius Sanata Dharma. Sambil ngomongin filsafat pendidikan. Ngomongin pendidikan kerakyatan. Ngomongin manifesto P3S. Halah. Sok-sok-an sekali. Dan sampai hari ini mereka belum bubar juga. Kadang saya bertanya-tanya. Kenapa sih orang-orang P3S itu tidak memilih melakukan aktifitas lain yang lain saja. Yang lebih berguna gitu. Seperti ikutan jadi tim sukses Parpol. Ikutan audisi artis. Ikutan nggosip sana nggosip sini. Ngapain coba malah ...
Aku Berkelana dalam kata dan dalam nyata. Maka, Aku Ada!