Foto kamera hp. Riuh, 2017 Setidaknya itu yang saya rasakan. Iya. Setelah sekian lama gagal menyaksikan konser salah satu band indie tanah air yang sekali lagi menegaskan bahwa rock dan garangnya sebuah lagu adalah sesuatu yang harus selalu ada. Saya, Amba, Jarpo, dan Maiko berangkat malam itu (9/9). Stadiun Mandala Krida Yogyakarta yang mestinya bisa ditempuh kurang dari 10 menit dari kontrakan tiba-tiba menjadi panjang, jauh, dan tentu saja: macet parah. Barangkali memang benar, tak ada belas kasihan untuk malam minggu di kota ini. Ruas jalannya penuh sesak --seperti mau meledak. Sesampai di tempar parkir, suara Rekti sudah terdengar samar. Saya dan amba langsung masuk kedalam. Jarpo dan Maiko sudah menunggu disana. Panggung sudah dipadati penonton. Meskipun boleh dibilang tidak terlalu ramai. Terlihat beberapa baliho rokok gudang garam signature. Acara malam itu bertajuk Music After Hours. Band pengisinya adalah The Sigit dan The Cangcuters. Penggila Rock n Roll sudah ba...
Aku Berkelana dalam kata dan dalam nyata. Maka, Aku Ada!