Skip to main content

SELAMAT 24 YAA, PACAR


SAYA. Mungkin kelewat kanak-kanak. Tapi biarin. Selamat terulang tanggal lahir ya, Pacar durhaka --dan tercinta, tentu saja.

Singkatnya, video di atas dimulai dari tulisan ucapan HBD tiga tahun lalu buat kamu di blog. Iya, dengan gaya-gaya-an menggunakan judul bahasa belanda. Negeri impian para kembara, terlebih kita.

Lalu, terjadilah kesempatan dan perjalanan baik itu. Lima hari merasai negeri pelukis Van Gogh dan band metal Pestilence berjaya. Pun juga satu hari yang sahdu, di Kanal-kanal amsterdam yang membius --dengan trik ala pelajar kasmaran mengucap ulang tahun untuk pacarnya. Lengkap dengan kamera seadanya, lelagu klasik, suara fals, dan bahasa inggris yang belepotan tak terkira.

Singkatnya seperti itu.

Pokoknya, kamu terhitung hari ini semakin bertambah tua. Eh, maksudnya dewasa. Semoga semakin sip-sip semuanya.

Selebihnya toh kemudian hanya rayu bualan dan basa-basi.

...
Di Belanda, waktu itu
Kangen memang selalu mengenal tanah air
Nasionalisme sempit yang sangat personal
Padamu

Haha, dasar aku

Amsterdam. Mei, 2019
_

Selamat 24 ya...



Yogyakarta, 26 Juni 2019

Comments

  1. Meleleeeeeh , semoga bahagia sepanjang usiaa, Amba ❤

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

PETILASAN ANGLING DHARMA DAN NYAI AMBARWATI Oleh MH Maulana             Desa Bendo, kecamatan Kapas, Bojonegoro menyimpan sebuah tempat unik, mistik, damai, sekaligus kaya sejarah. Tepatnya di sisi waduk Bendo. disana terdapat sebuah tempat Pamoksaan dan petilasan prabu angling dharma da nyai ambarwati. Sebuah tempat menyerupai labirin dengan hiasan batu-batu dan atap dari ilalang kering membuat suasana petilasan terasa rindang dan tenang. Selain itu disisi petilasan ini terdapat waduk bendo yang merupakan tempat pemancingan gratis dengan pemancing yang tak pernah sepi tiap harinya.             Menurut keterangan juru kunci, pak ali. tempat petilasan ini dulunya adalah tempat dimana prabu angling dharma bertemu pertama kali dengan nyai ambarwati dan saling menumbuhkan benih-benih cinta. Selain itu terdapat pula pohon bambu lumayan tinggi yang dipakai sebagai rumah poh...

Selamat 76 tahun, Tuan Haruki!

Pertama sekali saya ucapkan kepada tuan: Selamat atas capaian usia ini! entah itu berarti apa, saya selalu mendoakan yang terbaik bagi tuan. Kalau tidak ada tuan Haruki Murakami, saya tidak bisa membayangkan kehidupan seperti apa yang akan saya jalani. Seperti yang pernah tuan katakan dalam ‘What I Talk When I Talk About Running’, “Hingga saat ini, hidupku—walaupun tidak cukup untuk bisa dikatakan memuaskan—bisa dibilang cukup menyenangkan,” tulis Tuan. Setiap mengingat tuan, saya akan selalu ingat bagaimana semua ini dimulai. Saat itu, tahun 2013, hujan baru saja berhenti. Malam seperti baru saja menghempaskan udara baru yang sempat tertahan. Udaranya begitu segar seperti baru saja terlahir dari bawah tanah selepas menampung guyuran deras air selama berjam-jam. Saya tiba-tiba saja secara acak menemukan buku tuan bersampul biru dengan judul Dunia Kafka yang dicetak tebal. Ketika saya mulai membacanya pada halaman-halaman awal ada perasaan ganjil, apa maksudnya gaya cerita ini. Bocah ...

'Menikah itu Biasa Saja'

/1/. Saya sepertinya akan selalu memikirkan pembuka novel Anna Karenina karangan Leo Tolstoy sampai kapan pun. "Keluarga bahagia, bahagia dengan cara yang sama. Keluarga tidak bahagia, tidak bahagia dengan caranya masing-masing," tulisnya. Dan saya menikah. Mengucap janji di hadapan penghulu, orang tua, saksi, hadirin yang datang, dan tentu saja pacar saya yang menjadi istri saya: Yeni Mutiara. Mungkin aneh. Tapi saya berharap ini biasa saja. Seperti menggubah lagu Efek Rumah Kaca yang dimuat dalam album debut eponimnnya. Ketika rindu, menggebu gebu, kita menunggu Jatuh cinta itu biasa saja. /2/. Saya masih mengingatnya. Tertanggal 4 Maret. Pagi tiba ketika kapal laut mengangkat sauh di selat sunda. Itu kali pertama Abah, Ibuk, Adek, dan Budhe mengalaminya. Kami duduk di ruang terbuka. Mengamati gugusan pulau kecil dengan pepohonan kelapa yang berjejer, seperti lanskap di buku gambar anak-anak. Sesekali kami minum kopi, memakan cemilan, dan meresapi udara se...