Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2016

Majelis Literasi #2 : Menabung dan Ekonomi Kreatif untuk Perjuangan

"Segala hal itu perlu diukur dan dihitung untuk meninimalisir kemungkinan terburuk" Tutur Mbak Pamela Malam itu (27/3) Jalan didepan rumah baca "TURUNAN" basah dan licin setelah diguyur hujan. Bahkan cuaca masih sedikit gerimis. Namun hal itu bukan halangan bagi kawan-kawan untuk melakukan aktifitas majelis literasi. Lantai sudah disapu, Papan tulis sudah berdiri, dan waktu sudah menunggu untuk segera dimulai. Kurang lebih pukul 8 malam diskusi santai dimulai. Belasan muda-mudi duduk khidmat mendengarkan dan bertanya pada mbak pamela atau mas arif. Sesekali menyemil jajan dan menyulut rokok. Mereka adalah fasilitator yang juga sebagai aktifis credit union. Diskusi santai kali ini membahas usaha menabung dan ekonomi kreatif untuk perjuangan. Tema tersebut diambil lantaran kegelisahan yang dialami kawan-kawan seringnya menghadapi kesulitan memecahkan masalah keuangan dan administrasi yang dialami personal, komunitas, dan organisasi. Hal itu juga diamini dengan 2

BALADA SEHELAI DAUN

Entah mengapa. Setiap dongeng selalu diawali kata-kata pada suatu hari atau pada suatu ketika. Hmm… Bagaimana jika saat peristiwa itu terjadi. Belum ada hari, belum ada waktu, bahkan belum ada nama-nama. Seperti kisahku. Baiklah. Awalnya aku sengaja menyebut ini sebagai dongeng. Sebab jika ini kusebut cerita nyata, aku pasti dianggap pendusta. Dan jika ini kusebut fakta-fakta, aku pasti dituntut untuk menyebutkan rumus dan angka-angka. Maka ini kusebut saja sebagai dongeng. Jika orang dewasa tak bisa menerimanya. Biarlah, nanti anak-anak menikmatinya. Meskipun toh nanti diabaikan juga oleh anak-anak itu saat mereka tumbuh remaja. Inilah dongeng yang diawali pada suatu yang entah. Sebab memang benar belum ada hari dan waktu. Serius. Peristiwa ini bahkan telah terjadi sebelum 6 hari Tuhan menciptakan alam semesta seisinya. Singkatnya. Aku tumbuh di pohon itu. Pohon yang begitu dipuja dan ditakuti oleh semua penduduk surga. Sebab di pohon itu tumbuh buah yang menjadi rahasia pencip