Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2015

JOURNEY TO THE WEST (Bagian 1)

Minggu awal Ramadhan saya kali ini berjalan sangat dinamis. Saya pun teramat menikmatinya. Diawali dari sahur, tarawih, tadarus, dan buka puasa hari pertama di Rumah Cahyo, buka bersama hari kedua di rumah Bu Dewi, Sahur di rumah Abel, sampai buka puasa hari ketiga di rumah Sungging Purworejo. Sangat bervariasi  Dan puasa hari keempat dan lima, saya berada di Banjarnegara Mungkin Ramadhan kali ini temanya Perjalanan(perjalanan disini sangat mungkin berarti perjalanan mencari takjil dan sahur gratisan). Dan Ramadhan kali ini pun membuat saya dan beberapa teman melakukan perjalanan sungguhan. Ya, perjalanan ke Barat tepatnya.    Jumat Senja(19/6), Saya dan beberapa teman Aktivis Codhe yang masih di Jogja membuat acara buka bersama kecil-kecilan di rumah Bu Dewi Sendowo. Momen inipun saya manfaatkan untuk mengajak kawan-kawan dolan-dolan ria (saya suka menyebutnya AdvenTouring) ke barat. Dengan tujuan: Purworejo, Wonosobo, dan Banjarnegara. Saya sengaja memilih tiga tempat te

KOPI GANDROENG

"Selamat menunaikan ibadah Ngopi" Kurang lebih begitulah motto tulisan di warung kopi baru jalan Pisang dekat seturan dan nologaten Yogyakarta. Mengingatkan saya pada blog puisinya penyair Joko Pinurbo: selamat menunaikan ibadah puisi. Adalah Aif. Seniman peracik kopi yang menjadi salah satu pegawai warung kopi bernuansa tenang dan sederhana ini. Saya kira siapapun yang datang ke warung kopi ini akan cukup nyaman dengan suasana musik dan penghijauan disekitarnya. Sebagai warung kopi baru dan sedikit tersembunyi tidak membuat warung kopi ini lantas sepi. Beberapa mahasiswa dan muda-mudi tampak cukup meramaikan tempat ini. Beberapa diantaranya berdiskusi, bermain kartu, catur, mengerjakan tugas, dan curhat bagaimana caranya move on yang baik dan terhormat. Seperti yang saya lakukan dan teman-teman(perlu dicatat, bukan saya yang curhat) Saya yang cukup akrab dengan Aif menilai model warung kopi ini sederhana, nyaman, dan terasa benar suasana seninya. Pemuda kelahiran

HABEDE, CAH

Awalnya saya memaksa percaya --meskipun sulit. Bahwa pria berwajah mesum ini ternyata bisa ulang tahun juga. Nama pria itu adalah Cahyo. Saya suka menyebutnya Cahyo kumolo-molo. Jejaka kelahiran (m)Bantul ini telah tiba pada usianya yang semakin tua. Cahyo --menurut hemat saya-- adalah pria yang cukup beruntung. Pasalnya selain dia penyayang binatang yang mempunyai keahlian bermain gitar dan edit-edit foto(bukan porno), dia juga dikaruniai pacar --semacam-- artis ibukota. Namanya Juta Jutata. Saya mengenal Cahyo sebenarnya sejak zaman majapahit. Sayangnya saya dan Cahyo sudah sama-sama tidak mengingat zaman tersebut. Seingat kenangan ngawur saya. Di zaman semono itu, saya jadi raja dan dia jadi kursi --eh, pelayannya. Cahyo yang bertambah umur --entah berkurang-- dari usia labil menjadi lebih labil ini cukup membahagiakan saya dan teman-teman hari ini (10/6). Saya dan beberapa teman mendapatkan nafkah lahir dari dia. Diawali dari jam 10-an traktiran menyantap warung spesial

CEPAT SEMBUH, NIK

Senin(8/6) ditengah perasaan malas-malasnya mengerjakan tugas. Tiba-tiba Bu Dewi sms. Niko kecelakaan, Mas. Cukup parah. Kapan mas kita bisa menjenguk. Begitu kira-kira sms Bu Dewi. Saya yang dalam posisi 'edan' menyelesaikan tiga tugas (berat) kuliah tiba-tiba menjadi semakin tidak ingin mengingat kuliah --karena memang juga sudah tidak bernafsu dengan tugas kuliah. "Gimana Buk? Niko di rumah sakit atau di rumah?" "Di Rumah, Mas" "Lha kesana jam berapa, Buk?" "Sore saja" "Oke, Buk." Niko sendiri adalah salah satu adik-adik dari sekolah rakyat pinggir sungai Codhe Sendowo. Dia kelas 3 SD. Dan dikabarkan kecelakaan bersama sepupunya minggu. Dalam kasus tabrak lari. Begitu kurang lebihnya Dan saya kembali memandang tugas-tugas di layar Laptop. Suram. Hari itu. Tiga tugas saya kebut sambil malas dan tiduran. Meskipun pada akhirnya saya tidak percaya kalau tugas itu selesai. Cukup ekstrim memang. Sehingga terkadan