Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2017

LELAKI BERSARUNG ITU

Kemana-mana selalu begitu. Bahkan di tempat wisata kekinian juga. Sarung dan kopyahnya selalu menempel. Seakan menegaskan pada dunia: ini sarung. Ini kopyah. Kiai-kiai jaman dulu selalu mengenakannya dimanapun berada. Sarung mbah wahab. Sarung mbah hasyim. Ikut mendukung kemerdekaan kita: di tahun 45. Dia lalu mengambil sebatang rokok. Setelah sebelumnya bersikap sok kuat kalau sudah tidak merokok. Dasar! Kami banyak bercerita malam itu. Di warung kopi depan tempat dia mondok, di langitan, Tuban. Sampai larut sekali. Pertemuan itu sempat diwarnai kopi yang tumpah. Suara truk-truk besar yang lewat. Analisa politik dan keislaman hari ini. Lalu suara hatinya tentang perempuan yang belum bisa lepas dari hari-hari yang terus berlalu. "Muqollibal quluub" atau bolak-baliknya hati. Kami mendapatkan kalimat itu ditengah kopi yang terus menerus kami sruput. Mengenang masa indah dan kacaunya kami di SMA. Berpacaran dengan perempuan di jurusan yang sama. Dan mengalami kegalauan an

HOME SWEET HOME

Di rumah. Hujan berderai dari sore sampai hampir petang. Saya memandanginya. Lama. Saya benar-benar suka hujan itu: mengenang dan menggenangkan becek halaman. Saya pulang. Untuk kesekian kali. Bagi saya, pulang adalah ketika segala yang berubah memang harus terjadi dan beberapa halnya memang harus demikianlah adanya. Saya bersama kopi. Saling diam di teras rumah. Memandangi kendaraan yang lalu lalang di jalan raya. Membiarkan denting hujan meramaikan atap seng dan suara lain dari hujan atas apa saja yang dia jatuhi. Kenangan tiba-tiba saja bermunculan. Dari wangi tanah. Dari pagar rumah yang mulai aus warna catnya. Dari setiap hal sepele. Untuk sesuatu yang sama sekali tidak bisa disepelekan. Diam-diam saya bersyukur. Masa kecil saya menyenangkan. Disisi lain saya gelisah. Tak ada yang abadi. Saya melihat langkah-langkah kecil saya menyeberang jalan raya. Berlari. Berteriak ke orang rumah. Saya mau hujan-hujan. Ke halaman sekolah. Main sepak bola. Itu dulu. Dulu sekali. Dulu