Skip to main content

BELAJAR RELASI DARI EPISODE SPONGEBOB DAN SPATULA






"Hanya ada satu spatula tuan krab, 
dan kini aku mengkhianatinya seperti orang bodoh 
karena spatula dinilai dari tindakannya, bukan dari bentuk atau parasnya. 
Semua yang berkilau itu belum tentu emas."
(spongebob) 
kiranya setiap manusia hidup selalu punya keintiman pada suatu hal tertentu. Dimana keintiman disini merupakan suatu relasi khusus -terlebih istimewa- terkadang malah berlebihan pada suatu objek. Hal ini tentu bisa manusia, benda, bahkan binatang sekalipun. 
Hal inilah yang dialami spongebob ketika mengalami insiden patahnya gagang spatula. Karena spatula menjadi benda vital ketika dia bekerja memasak kraby patty di krusty krab. Selain itu, rangkaian cerita yang dilewati spongebob dan spatula tidaklah singkat. Susah Senang, panas hujan, bergantinya musim. Telah menjadi kenangan yang tertata rapi dalam ingatan si spongebob. Barangkali benar, tidak ada harga yang sanggup membayar dari sebuah kenangan. 
Neitschze mengatakan Manusia dan potensinya adalah wujud dari eksistensi (keberadaan). Spatula -disini- tentunya adalah eksistensi spongebob sebagai seorang koki. Tidak hanya sebagai pelengkap, tetapi memiliki nilai istimewa sendiri, karena bisa jadi spatula bukan hanya sekadar benda, Tetapi mempunyai esensi yang begitu istimewa. Hal ini terlihat ketika spongebob tidak bisa menggunakan spatulanya yang baru, padahal hanya spatula. Mengapa? 
Bisa jadi Karena setiap orang mempunyai konsepsi pikirannya masing-masing. Bukan sekadar materia, tetapi juga idea. Beberapa berwujud menjadi sugesti dan persepsi. 
Sugesti dan persepsi spongebob telah tertanam dari serangkaian kejadian yang dilewati, yakni spongebob mempunyai anggapan tidak akan bisa memasak selain dengan spatula lamanya. 
Beberapa manusia secara nampak maupun tidak nampak mempunyai ikatan khusus dengan hal tertentu. Perempuan mungkin dengan bonekanya. Laki-laki dengan motor atau sepeda kunonya. Dan hal ini sederhana sekaligus berharga sekali. Sebagai catatan, bukan karena nominal uang atau bentuknya. Tapi mempunyai nilai tersendiri yang terbentuk dari serangkaian kisah atau kejadian berkesan. Seperti halnya juga dengan binatang piaraan kesayangan.
Belajar dari spongebob dan relasinya dengan spatula, kita bisa memahami bahwa ada hal (yang sepertinya terlihat) biasa, namun mempunyai nilai yang sangat spesial. Kita juga bisa belajar bahwa kemewahan bukanlah hal utama. Ada yang lebih utama lagi yaitu hubungan (relasi) dari suatu proses yang membentuk ide-ide kebahagiaan sederhana, Dalam bahasa neitschze yaitu yang digolongkan sebagai manusia supra historis. 
Sebagai penutup, barangkali benar, ada hal yang terlihat tidak masuk akal, konyol, berlebihan, tapi tetap dilakukan, bahkan dinikmati banyak manusia. Beberapa orang sepakat menyebut itu sebagai "Cinta". Selamat memasuki alam kesadaran.
MH maulana 
(dengan hp, 24 Mei 2014)


Comments

Popular posts from this blog

'Menikah itu Biasa Saja'

/1/. Saya sepertinya akan selalu memikirkan pembuka novel Anna Karenina karangan Leo Tolstoy sampai kapan pun. "Keluarga bahagia, bahagia dengan cara yang sama. Keluarga tidak bahagia, tidak bahagia dengan caranya masing-masing," tulisnya. Dan saya menikah. Mengucap janji di hadapan penghulu, orang tua, saksi, hadirin yang datang, dan tentu saja pacar saya yang menjadi istri saya: Yeni Mutiara. Mungkin aneh. Tapi saya berharap ini biasa saja. Seperti menggubah lagu Efek Rumah Kaca yang dimuat dalam album debut eponimnnya. Ketika rindu, menggebu gebu, kita menunggu Jatuh cinta itu biasa saja. /2/. Saya masih mengingatnya. Tertanggal 4 Maret. Pagi tiba ketika kapal laut mengangkat sauh di selat sunda. Itu kali pertama Abah, Ibuk, Adek, dan Budhe mengalaminya. Kami duduk di ruang terbuka. Mengamati gugusan pulau kecil dengan pepohonan kelapa yang berjejer, seperti lanskap di buku gambar anak-anak. Sesekali kami minum kopi, memakan cemilan, dan meresapi udara se

Kau, Cahaya

Di hadapan pintu kebahagiaan. Kesedihan menyeruak, membawa pedih, menggigilkan tubuh waktu sebelum keberangkatan. Segala yang bernyawa, berujung tiada. Pada keheningan itu, sebelum maut. Nama umat yang kau sebut Seorang penyair melagukannya. Sebatang pohon kurma menangis, tatkala kau pergi. Air matanya luruh melebur embun shubuh. Kesejukan pagi itu, angin yang berhembus di sekitarnya, dan tangis yang belum berhenti, seperti pertanda perasaan kehilangan, yang akan selamanya. Tapi mengapa nama umat yang kau sebut, bukan sorga, juga bukan Tuhan yang menciptakan semuanya, saat kematian itu tiba?  Kau manusia. Mengembala. Berniaga. Bersedih dan bercanda. Dan di hatimu, terbuat dari apa relung sanubari itu, begitu hidup, begitu luasnya. Begitu jernih, menarik semuanya.  Kau yang penuh cinta.  Cahayamu terbit dari kegelapan suatu masa. Pendarnya membuat orang-orang menghampirimu. Bahkan di hari lahirmu, orang yang kelak sangat membencimu, pernah begitu bahagia. Ia haru, ia merdeka

Selamat Ulang Tahun, Istriku

Beberapa puisi ini untukmu.   /1/. Pohon-pohon meranggas di sekujur tubuhnya,  usia dan waktu  berkejaran.  pernah kita memandanginya  di sana-sini  menghitung hari-hari  yang ditinggalkan hujan.  kita terus saja berbicara  menginginkan suatu hari  hanya angin, dingin,  dan luasnya cakrawala.    kau sandarkan kepalamu  di pundakku  tangan kita berpegangan.  Rasanya seperti  menggenggam erat seluruh isi dunia ini.    /2/. Cat yang belum kering  wangi ini akan selalu kuingat  dengan cara terbaik  yang kumiliki.    saat itu, dinding kusam  tubuhnya mengelupas  oleh lupa  dan terabaikan.    kita mengingat suasana  yang kita inginkan  sebelum bulan berganti  dengan penyesalan.    kuas menyapu sekeliling  menghapus kesedihan,  dan dendam  di balik pintu.    perlahan, udara baru  masuk dari ruang tamu  untuk tinggal  dan menetap.    dunia ini bukan ruang tunggu kita memang sengaja diundang  untuk berbahagia.   /3/. Kacamata di atas meja    seringkali aku menemukannya