kita pernah
percaya dan tidak
pada apapun
yang tak pernah utuh
tanpa kau sentuh
tanpa kusentuh
kita juga pernah
ragu dan yakin
pada hal mustahil
yang tak pernah berhasil
tanpa kau ambil
tanpa kuambil
dan kita juga pernah
takut dan kalut
pada hal darurat
yang tak pernah selamat
tanpa kau bunuh
tanpa kubunuh
tapi kita tahu
apa saja
telah terjadi
dan apa saja
telah pergi
seperti jauh kita menempuh
hingga jatuh
seperti rawan kita
melawan
hingga bosan
pun pada akhirnya
kita ingin terus berjalan
merawat ingatan
bahwa dengan bersama
kita menyadari,
dunia telah berputar dengan tidak semestinya
bahwa dunia
hanyalah buih
di pinggiran kopi hitam
yang kita minum sambil terus membicarakan kemiskinan
dan
kebudayaan
yang penuh persoalan
di putar arus peradaban
tapi kita
tetap hanyalah kopi hitam
yang bagaimanapun cangkirnya
yang bagaimanapun peminumnya,
kita tetaplah kopi
dengan segala hitamnya
yang meskipun toh kopinya telah jadi dingin
ditiup angin
tetap adalah kita
Maret, 2015
Comments
Post a Comment