Skip to main content

HABEDE, VI

Jika ada yang bertanya, adakah contoh teman yang sangat peduli dengan temannya tanpa kepentingan apapun? Atau berteman dengan sangat peduli daripada dirinya sendiri?

Saya jawab: ada.

Namanya Vivi. Lengkapnya Vivi rizki nurmala. Saya suka nama belakangnya, meskipun belum tahu artinya apa.

Saya mengenalnya sejak semester muda di kampus dan masih juga mengenalnya sampai semester jenggotan di kampus. Biasa saja sih sebenarnya. Tapi saya merasa, karena kenal itulah kemudian kita saling belajar dan menasehati dalam mengisi kehidupan di dunia yang semakin renta ini.

Ya. Tersebab dunia berubah semakin tua, vivi pun ikut-ikutan semakin tua juga. Tertanggal 13 April kemarin, usianya bertambah dan berkurang dalam satu waktu. Dia sadar betul: masa lalu semakin jauh, masa depan semakin dekat, dan hari ini akan terus dihadapi terus dengan semangat sadar yang nyata.

Dia barangkali di usianya yang sekarang telah memutuskan untuk berbenah lebih baik lagi. Meskipun sebenarnya dia sudah baik. Bayangkan saja, dia bisa langsung berangkat menunggui temannya yang sedang sakit meskipun sedang ada urusan. Lalu memaksa berangkat bersama temannya untuk hadir dalam suatu acara yang dia sendiri sebenarnya terlalu lelah untuk ikut berangkat setelah perjalan jauh. Ya. Dia seperti malaikat yang seringkali berlaku tomboy.

Dia orang yang kuat berprinsip, terutama pada laki-laki dan teman-temannya. Dia tipikal orang yang bersikap sangat tegas dalam urusan percintaan. Dia bisa kuat merasa sendiri dan bisa memutuskan segala hal yang tak penting tanpa belas kasihan. Sedangkan pada teman-temannya dia tidak pernah pandang bulu, siapapun saja pasti dia suruh (dengan sedikit memaksa) untuk sholat, mandi, dan berangkat kuliah. Terlebih, dalam urusan menepati janji antar sesama manusia.

Tapi toh vivi juga manusia biasa. Dia juga seringkali merasa bosan, kesepian, dan lelah dengan pengkhianatan. Dia mungkin terkadang harus terjebak dengan perasaan berlebih karena selalu peduli demi kebaikan teman-temannya. Dia pun bisa menangis dengan terbuka karena hal-hal yang pantas untuk ditangisi, entah karena kesedihan ataupun kebahagiaan.

Yang pasti masa dan usia akan terus melaju sampai batasnya. Biarlah doa-doa ikut menjaganya, terutama doa ibu yang ampuhnya tak lekang oleh ruang, waktu, dan suasana.
Jangan lupa semangat skripsian, Vi. Semangat bertumbuh dan berkembang. Semangat memaksimalkan potensi diri dan dengan gagah menghadapi hari-hari.

Sebenarnya ulang tahun dalam artian yang tidak benar adalah waktu ketika teman harus dirayakan dan dijahili dengan sedemikian rupa. Saya pun terpaksa dengan gembira melakukan itu. Iya, sengaja --selain alasan ekonomis-- motormu yang kemarin saya pinjam dan saya buat berkeliling kesana kemari berkurang drastis bensinnya.

Bisa jadi perayaan ulang tahunmu nanti adalah hadiah bensin. Haha. Tapi itu kondisional saja.

Dan kemudian bisa sangat mungkin yang terpenting lagi-lagi adalah doa. Meskipun dari doa kecil saya yang penuh dosa. Penyair JW Auden pernah bilang, semua orang suci memiliki masa lalu dan setiap pendosa memiliki masa depan. Semoga --doa kecil ini-- tangan malaikat ikut mengamininya.

"Semoga semesta, rimbun pohon, tetes embun, nyanyian binatang melata, dan setiap manusia --dalam sunyinya-- selalu melimpahkan yang baik. Yang terbaik. Yang paling baik. Untuk kita semua. Terutama buatmu: Vivi rizki nurmala. Amin semoga"

Sudah ya. Oiya, lupa. Berarti kan ulang tahunmu juga bebarengan dengan saudari kembarmu. Meskipun saya tidak begitu mengenalnya,

"Pokoknya Habede, Vi. Ta. Buat kalian berdua!"



Diketik dengan Tab. Empat hari setelah tanggal lahirmu. Jogja, 17 April 2017.



Comments

Popular posts from this blog

Marathon Pertama, Akhirnya

Langit masih gelap. Ribuan orang berbondong-bondong mengenakan pakaian yang semarak dan outfit lari yang lengkap. Mereka semua, dan saya juga, ini rasa-rasanya termasuk sebagian besar orang-orang yang rela tidur sebentar, menempuh perjalanan jauh, berlatih cukup keras, berharap-harap cemas saat undian acak kelolosan, dan mengeluarkan biaya untuk menyakiti diri sendiri demi berlari puluhan kilometer.  Saya berjalan beriringan bersama yang lain menuju garis start. Ada suasana haru, merinding, cemas, bangga, bahagia, dan semangat yang bercampur di sana, seperti potongan perasaan yang melebur halus dan lembut dalam blender jiwa. Sembari melewati jalanan aspal di kompleks candi, rindang pepohonan, dan basah rerumputan setelah hujan, saya mencoba mengingat bagaimana ini semua dimulai.  Saat itu, akhir tahun 2022. Saya mencoba berlari menggunakan aplikasi pengukur waktu, jarak, dan kecepatan dari Nike. Sebelumnya, setelah saya mengalami gejala covid-19 dan mengisolasi diri dua minggu...
PETILASAN ANGLING DHARMA DAN NYAI AMBARWATI Oleh MH Maulana             Desa Bendo, kecamatan Kapas, Bojonegoro menyimpan sebuah tempat unik, mistik, damai, sekaligus kaya sejarah. Tepatnya di sisi waduk Bendo. disana terdapat sebuah tempat Pamoksaan dan petilasan prabu angling dharma da nyai ambarwati. Sebuah tempat menyerupai labirin dengan hiasan batu-batu dan atap dari ilalang kering membuat suasana petilasan terasa rindang dan tenang. Selain itu disisi petilasan ini terdapat waduk bendo yang merupakan tempat pemancingan gratis dengan pemancing yang tak pernah sepi tiap harinya.             Menurut keterangan juru kunci, pak ali. tempat petilasan ini dulunya adalah tempat dimana prabu angling dharma bertemu pertama kali dengan nyai ambarwati dan saling menumbuhkan benih-benih cinta. Selain itu terdapat pula pohon bambu lumayan tinggi yang dipakai sebagai rumah poh...

'Menikah itu Biasa Saja'

/1/. Saya sepertinya akan selalu memikirkan pembuka novel Anna Karenina karangan Leo Tolstoy sampai kapan pun. "Keluarga bahagia, bahagia dengan cara yang sama. Keluarga tidak bahagia, tidak bahagia dengan caranya masing-masing," tulisnya. Dan saya menikah. Mengucap janji di hadapan penghulu, orang tua, saksi, hadirin yang datang, dan tentu saja pacar saya yang menjadi istri saya: Yeni Mutiara. Mungkin aneh. Tapi saya berharap ini biasa saja. Seperti menggubah lagu Efek Rumah Kaca yang dimuat dalam album debut eponimnnya. Ketika rindu, menggebu gebu, kita menunggu Jatuh cinta itu biasa saja. /2/. Saya masih mengingatnya. Tertanggal 4 Maret. Pagi tiba ketika kapal laut mengangkat sauh di selat sunda. Itu kali pertama Abah, Ibuk, Adek, dan Budhe mengalaminya. Kami duduk di ruang terbuka. Mengamati gugusan pulau kecil dengan pepohonan kelapa yang berjejer, seperti lanskap di buku gambar anak-anak. Sesekali kami minum kopi, memakan cemilan, dan meresapi udara se...